Iman syafi’i
Terkenal di
dunia islam para pemimpin, mereka adalah imam Asy-Syafi’i. Dia Muhammad bin
Idris bin Abbas bin Syafi’i. Keluarganya hidup di Makkah, namun kedua orang
tuanya hijrah ke palestina. Syafi’i dilahirkan di gaza, palestina. Dan tak lama setelah ia
dilahirkan ayahnya meninggal dunia. Tatkala umur syafi’i dua tahun, sesuai adat
kebiasaan ibunya membawanya hingga bertemulah ia dengan keluarganya.
Sejak kecilnya, syafi’i telah diarahkan kepada
ilmu, maka ia pun belajar Al-Qur’an dan ia baru berumur tujuh tahun. Kemudian
sang ibu mengirimkannya kepada ulama tafsir dan tajwid di masjidil haram. Dia
paling baik hafalan Qur’an dan tartil dan pemahamannya, di waktu itu ia berumur
tiga belas tahun. Dan dia juga sangat mencintai ilmu nahwu, dan sya’ir, maka
berjalanlah ia ke kampung-kampung untuk mendengar di dalamnya kalam arab dan
menghafal sya’ir-sya’ir mereka.
Kemudian
pergilah syafi’ikepada imam malik di madinah munawwara dan belajar kepada beliau hadits dan fiqih.
Kemudian pergi ke makkah mukarramah, maka disana ia belajar ilmu bahasa arab.
Kemudian ia pindah ke Baghdad,
maka berkumpullah ia dengan ulama-ulama ahli fiqih. Kemudia ia pergi ke mesir
di akhir abad kedua hijriyah, maka ia mengajar di sana sehingga ia meninggal dunia pada umur 54
tahun.
Dia
mengarang kitab-kitabnya di makkah dan Baghdad dan mesir dan karangan beliau yang paling
banyak adalah fiqih dan ushul fiqih dan hadits, dan tidaklah kitab-kitabnya itu
ditulis sendirian, ada sebagian lagi oleh muridnya. Dan dari karangannya akan
hadits, risalah ushul fiqih, hukum-hukum Al-Qur’an, kitab ummi dalam fiqih,
istilah perbedaan-perbedaan hadits, ilmu-ilmu pengadilan dan mawarits, dan
perluasan di dalam fiqih dan banyak lagi.
Maka tak
heranlah apabila mazhabnya menjadi salah satu mazhab dari empat mazhab yang
bersandar diatasnya orang-orang muslim. Dan mereka menyiarkannya ke seluruh
penjuru alam.
Surat
Dari Makkah Mukarramah
Yusuf kembali
ke Negeri Haram di musim kemarau di Indonesia. Kemudian berjumpa Hasan
dan kawan-kawannya. Daripadanya, inilah suratnya:
Makkah
mukarramah, 12 dzulhijjah 1425 H
Temanku
yang mulia Hasan Muhammad, Hamid Sahid dan Laila Abbas
Salam
saya untuk anda semua dan salam hormat, kemudian daripada itu dengan bahagianya
saya menulis surat
kepada anda dari tempat turunnya wahyu dan pemimpin yang adil, Muhammad SAW.
Dengan harapan semoga anda semua dalam keadaan baik dan sebaik-baik keadaan,
saudara-saudaraku yang dimuliakan.
Saya
meninggalkan Bandar Sukarno-Hatta sekitar pukul lima
sore dan saya terbang dengan pesawat garuda Indonesia. Sekitar sembilan jam
saya sampai ke bandara King Abdul Azis di Jeddah dengan selamat. Kemudian saya
menaiki taksi ke tempat tinggalku di Makkah Mukarramah.
Dan
pada pagi hari berikutnya saya perrgi ke Tan’im miqatul umrah. Saya disitu
memakai pakaian ihram dan saya shalat dua rakaat di masjid Tan’im kemudian saya
niat umrah karena Allah kemudian saya menuju ke Makkah Mukarramah. Masuk ke
Masjidil Haram dari Babussalam, dan saya melihatnya dipenuhi manusia dan mereka
thawaf mengelilingi ka’bah-Nya yang dimuliakan. Mereka shalat di sekitarnya dan
berdo’a kepada Allah di sampingnya dan aku menyangka Masjidil Haram tidak
dipenuhi dengan manusia di lain musim haji dan pada umumnya tidak ada perbedaan
besar antara musim haji dengan musim lainnya dan banyak di dalamnya orang
laki-laki berdzikir dan orang perempuan berdzikir kepada Allah Swt.
Teman-temanku
yang dimuliakan!
Saya
melaksanakan manasik umrah dari ihram, thawaf, kemudian saya shalat di belakang maqam nabi Ibrahim,
dan saya berdoa kepada Allah di dekat Multazam, kemudian saya melaksankan sa’i
dan mencukur rambut. Kemudian saya minum air zam-zam.
Saudaraku
yang beragama islam
Saya
mengharapkan bahwa antara kita dapat berteman dengan kekal, dan aku
mengharapkan membalas surat
ini secepat mungkin.
Dan
akhirnya, semoga Allah memberitahukan atas suatu yang kami harapkan dengan
sebaik-baik keselamatan.
Saudaramu,
Yusuf
Abdul Karim
Kewajiban Manusia terhadap
Tuhannya
Allah
dan yang diutus oleh Allah berfirman :”Kebajikan
itu bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat, tetapi kebajikan itu
ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi…” (Al-Baqarah 177)
Dari
ayat ini kita mengetahui bahwa sesungguhnya manusia itu wajib untuk mendirikan
kewajiban terhadap Tuhannya , dan demikianlah sebagaimana berikut :
Pertama,
iman kepada Allah, manusia meyakini bahwa keesaan Allah dan kekuasaan Allah dan
semua sifat-Nya,dan meyakini ketetapan-Nya dan kekuasaan-Nya. Kemudian
mengikutinya dan mensyukuri atas nikmat-Nya, Allah berfirman : “. . .padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Dia dari
apa yang mereka persekutukan.”(At-Taubah : 31). Al-qur’an telah
memperingatkan bahwa sesungguhnya syirik menduakan Allah itu dosa besar. Allah
berfirman : “...sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Lukman :
13).
Kedua,
keyakinan meyakini hari akhirat, yaitu keyakinan manusia bahwa sesungguhnya disana
ada hari kebangkitan manusia setelah mati dan adanya perhitungan atas amalnya.
Allah berfirman : “…karena pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”(Al-Isra
: 36) sesungguhnya meyakini hari kebangkitan dan hari perhitungan akan membawa
manusia menjauhi kejelekan dan mencintai kebaikan.
Ketiga,
iman kepada malaikat, yaitu manusia meyakini bahwa sesungguhnya disana ada
malaikat mereka adalah hamba yang mulia tidak bermaksiat kepada Allah apa yang
dilarang olehnya dan mengerjakan apa yang diperintahkan. Allah berfirman : “Dan mereka berkata,”Tuhan Yang Maha
Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak,”Maha Suci Dia. Sebenarnya
mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.” (Al-Anbiya’
: 26).
Keempat,
meyakini kitab-kitab-Nya, yaitu manusia meyakini terhadap kitab-kitab yang
diturunkan atas para nabi dan meyakini bahwa sesungguhnya kitab itu dari sisi
Allah. Disebutkan Al-qur’an adalah mazhab Ibrahim, dan taurat (musa), zabur (
daud), injil (isa), dan Al-qur’an kitab muhammad saw. Allah berfirman: “Dia menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu
(Muhammad) yang mengandung kebenaran,membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan
menurunkan taurat dan injil. Sebelumnya, sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia
menurunkan Al-Furqan...”(Al-Imran: 3-4), dan Allah berfirman:”...dan Kami telah memberikan Kitab Zabur
kepada Dawud .“(An-Nisa: 163), dan Allah juga berfirman: “Sesungguhnya ini terdapat dalam
kitab-kitab yang dahulu. (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”(Al-A’la:
18-19).
Kelima,
iman kepada para nabi, yaitu manusia meyakini semua nabi dan rasul. Mereka
adalah para nabi -Nya sebagai para rasul, mereka diutus Allah untuk manusia
sebagai petunjuk jalan yang lurus. Allah berfirman: (Al-Ghafur : 78). Dan
kepada Musa, Allah berfirman lansung.
Mesjid Di Masa Pertama
Sebidang
tanah bukanlah tembok dan atap mesjid adalah tempat untuk sujud atau tempat
sholat dan tiap-tiap mesjid itu tempat yang bersih yang khusus untuk sholat dan
tidak di isyaratkan mesjid itu bangunannya megah, cukup dengan atap dan tembok
dinding sebagaimana kaum muslim mesjid dimasa pertama, yaitu sebidang
tanah-tanah yang memisahkan dari yang lainnya dengan parit untuk menjaga diri
berlalunya manusia didalamnya yang tadi suci dan dari masuknya binatang dari
mesjid.
Disetiap
Negara islam itu ada mesjid bukanlah tembok atau atap akan tetapi pelantara
yang kecil yang dibentengi tikar untuk berdirinya manusia untuk sholat
didalamnya.Beginilah keadaan mesjid Rasulullah dimasa pertama sejak didirikan
dimadinah munawarah.
Rasulullah
saw. Berkumpul dimesjid ini dengan para sahabatnya untuk belajar mendapatkan
petunjuk dan musyawarah dalam masalah utama dan dunia. Beginilah keadaan mesjid
sebagai markas untuk berdiri secara khusus dan secara umum sumber untuk
kebudayaan. Atas pengaruh mesjid nabawi maka berdirilah beberapa mesjid di
beberapa Negara yang ditaklukkan oleh kaum muslim yang terpenting diantaranya:
·
Mesjid
Basrah yang dibangun oleh Utbah bin Goswan tahun 14 H yang dikelilingi dengan
parit dan belum mempunyai dinding.
·
Mesjid
Kubah yang dibangun oleh Saat bin Abi Waqas tahun 17 H yang dikelilingi dengan
pagar.
·
Mesjid
Umar bin as di pusat Mesir yang dibangun oleh pemuda ini (Umar bin as) tahun 21
H.
·
Mesjid
Uqbah bin Napi QarawanBirumis yang dibangun oleh pemuda agung ini antara tahun
50 H dan 55 H.
·
Mesjid
Aghsah di Qudus Palestina yang dibangun di jaman umar bin Khatab Khafilah yang
kedua.
Kaum muslim
berkumpul di mesjid ini untuk beribadah dan mendapatkan pelajaran Rasulullah
saw.dan bermusyawarh dalam agamadan di dunia dan menyadari bahwa sesungguhnya
maka semua dalam kalimat satu. Beginilah tiap-tiap permulaan mesjid di masa
pertamasebagai markas dakwa islam secara khusus dan sumber pertemuan umum. Dan
telah diperbaharui bangunan-bangunan mesjid ini sesuai dengan perkembangan
zaman, sampai jadilah baginya mikrofon, kubah, dan tempat azan, dan dihiasi
dengan bermacam-macam dan diterangi dengan lampu-lampu yang indah.
Mus’ab
Adalah Guru Pejuang
Mus’ab bin umar dibesarkan dimekkah mukarramah dalam
keluarga yang mulia yang terhormat. Ayahnya seorang laki-laki yang kaya raya
dari suku quraisy, dan sebelum datangnya dakwa islam mus’ab adalah merupakan diantara
orang-orang pendahulu yang pertama, atau diantara orang-orang yang terdahulu
masuk islam dari dakwa rasul. Musa mengutamakan kehinaan dan kefakiran dari
pada atas kekayaan dan kemuliaan. Keimanan mengatasi kekufuran dan kesesatan.
Penduduk yasrib meminta nabi agar dikirimkan seseorang
dari para sahabat untuk mengajarku al-qur’an dan ilmu islam, maka nabi SAW
memilih mus’ab untuk memenuhi permintaan yang penting ini maka mus’ab
mengajarkan kaum muslim dari golongan al-qur’anul karim dari hukum-hukum agama
dan apa-apa dari ilmu islam
Sebelum mus’ab sampai kemadinah. Belum ada di madinah
melainkan 12 orang yang muslim, setelah adanya peristiwa penting ini maka
memeberikan faedah kepada pikirannya dan akhlaknya yang mulia dan keimanannya
yang mantap. Kemudian kaum ansar menyayangi beliau. Baru beberapa bulan beliau
berdiam dimadinah sehingga masuklah masyarakat madinah ke agama islam dan
bertambahlah jumlah mereka dan semakin keimanan didalam hati mereka.
Mus’ab hijrah ke abasyah bersama kaum
muslim yang pertama dan jumlah mereka 83 laki-laki sebagaimana hijrahnya
bersamanya rasul kemadinah munawarah. Mus’ab membawa bendera jihad pada perang
badar pada tahun kedua hijrah. Didalam perang itu kaum muslim memperoleh
kemenangan atas orang-orang kafir. Beliau juga membawa bendera pada perang uhud
pada tahun ketiga hijrah dan tak terlepas bendera dari tangan beliau sampai
beliau terbunuh 9 syahid diperang ini, beliau mengangkat bendera islam.
Beginilah riwayat zuhud mus’ab pada harta dan kekayaan,
yang memenuhi hartanya dengan keimanan dan beliau berjuang dijalan kitab Allah
dan hukum-hukum agama. Dan diriwayatkan pada beliau hijrah ke habsyah dengan
jalan agama dan beliau mempertahankan agama islam sampai beliau mati syahid
pada orang uhud. Firman Allah : “Diantara
orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah ; maka diantara mereka itu ada yang gugur. Dan diantara
mereka ada (pula) yang menunggu –nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah
(janjinya). Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu
karena kebenaran-Nya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendakinya, atau
menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah maha pengampun lagi maha
penyayang.” (Al-Azhab : 23-24).
Jadilah Orang Yang Optimis
Optimis adalah seseorang melihat
kepada sesuatu dari sisi menggembirakan meskipun hatinya tidak sesuai. Dan
kebalikan dari optimis adalah pesimis. Pesimis adalah seseorang yang melihat
kepada sesuatu dari sisi yang menyusahkan dan menyakitkan.
Laki-laki yang pesimis melihat alam ini
penuh dengan kesusahan, penyakit, dosa, bencana dan kegelisahan, dan orang yang
pesimis itu tak melihat bahwa sesungguhnya di dalam alam ini ada juga yang
senang. Sehat dan kebaikan serta ketenteraman didalamnya. Maka dari pada itu
orang yang pesimis dia pasrah kepada keadaannya yang menyedihkan dan putus asa
dari kehidupannya, tidak ada orang yang pesimis akan suatu cita-cita dan dia
berkeyakinan bahwa sesungguhnya dia puas mengatasi persoalan hidupnya, tidak
memungkinkan akan pekerjaannya,dan dia berkeyakinan bahwa ia tidak mampu
menghadapi persoalan hidupnya dan tak bisa mengharapkan kebaikan di masa yang
akan datang.
Adapun jalan orang optimis adalah
tidak melihat sesuatupun kesedihan di alam ini, bahkan melihat alam ini penuh
dengan kesenangan,kesehatan,kebaikan,ketentraman,keamanan, dan keselamatan.
Maka dari itu orang optimis tidak putus asa meraih kekuasaan dalam hidupnya,
bahkan berkeyakinan bahwa sesungguhnya dia puas mengatasi problema dari
masalah-masalah hidupnya, bahkan berusaha meraih kesuksesan. Orang yang optimis memiliki pekerjaan yang
agung dan bercita-cita menjadi orang yang alim cerdik pandai atau menjadi
pedagang yang sukses atau industriawan yang ahli dan selalu berusaha untuk
mencapai tujuannya dengan susah payah dan tanpa kebosanan.
Kita menyaksikan dalam kehidupan
kita bahwa barang siapa yang bertekad untuk menempuh jalan 1 km, maka dia mersa
kecapean ketika menempuh jalan tersebut. Dan adapun orang yang bertekad untuk
menempuh jalan 5 km,1/2 km, dan 2 km atau 3 km tanpa
kesulitan kaerna sesungguhnya, tujuannya jauh dan luas. Sanggup untuk
memantapkan pekerjaannya, apabila menemukan keganjalan-keganjalan pada waktu
mencapai cita-citanya dia tak putus asa bahkan ia sabar dan mengerjakan dengan
sungguh-sungguh sampai mencapai kesuksesan dan kemenangan.
Dan orang mukmin yang optimis selalu
memohon rahmat Allah semata-mata, firman Allah: “. . .Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang kamu kumpulkan.”Orang
optimis tidak memohon kepada Allah tidak bercita-cita meraih kesuksesan materi
semata-mata, bahkan sesungguhnya keberhasilan yang besar disisi-Nya yaitu
sesungguhnya orang itu meraih kesuksesan baik materi dan kesuksesan di dunia
dan kesuksesan dalam akhlaknya dan pada setiap segi kehidupan.
Akan tetapi kita melihat banyak manusia
pada hari ini mengukur kesuksesan seseorang itu dengan kesuksesan materi saja,
tidak pada agama dan pada agamanya dan mereka lebih memilih siapa yang memiliki
harta yang banyak dan memakan makanan yang lezat dan memakai pakaian yang mewah.
Sebagaimana kata-kata syair :”Jika sedikit hartaku maka tidak ada maka tidak
ada yang dekat menemaniku. Jika banyak hartaku maka tiap-tiap manusia
menemaniku.
Orang
mukmin yang optimis, mereka menuntut harta, juga menuntut kekayaan jiwa. Maka
apalah harga kekayaan harta tanpa kekayaan jiwa? Dan apalah nilai kesuksesan
tanpa akhlak(baik)?dan apalah nilai (kesuksesan) dunia tanpa (kesuksesan)
akhirat? Al-Qur’an memberi petunjuk kepada orang-orang muslim bahwasanya
akhirat lebih baik bagimu daripada dunia.
Oleh
karena itu, janganlah menuntut wahai saudaraku, kekayaan materi saja, tuntulah
juga kekayaan jiwa! Janganlah engkau menuntut wahai saudariku, kesuksesan
materi saja, dan tuntutlah juga kesuksesan dalam agama dan akhlaq.
Wahai
saudaraku, jadilah orang optimis, dan janganlah pesimis! Dan wahai saudariku,
jadilah orang optimis dan janganlah pesimis!
Islam Dan Ilmu Pengetahuan
Dikatakan sesungguhnya ilmu itu ada
dua bagian: yang pertama ialah ilmu yang khusus menerangkan hukum-hukum syariah
dan masalah-masalah didalamnya, dan ilmu syariah itu untuk diketahui dengan
ilmu tafsir dan hadits dan fiqih dan tauhid. Dan bagian yang kedua yaitu ilmu
menerangkan alam kenyataan seperti ilmu tobait, kimia, matematika, geografi,
dan sebagainya. Semua itu dikenal dengan ilmu dunia.
Islam datang dam memeritahkan manusia untuk
mengikuti hukum-hukumnya. Dan seorang mukmin itu tidak dikatakan muslim kecuali
mengikuti hukum-hukum agama. Bagaimana kita mengetahui hukum-hukum ini?
Hukum-hukum ini tidak bisa diketahui kecuali ilmu dan mempelajarinya. Maka dari
itu setiap muslim itu wajib untuk mempelajari ilimu-ilmu agama yang dapat
membantu untuk mengenal Allah dan hukum-hukum syariatnya kecuali dan inilah
maksud perkataan Rasulullah saw. (menuntut ilmu itu wajib bagi orang laki-laki
dan perempuan).
Sebenarnya
islam mendorong untuk mempelajari ilmu-ilmu agama, sebagaimana Allah berfirman: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin
itu semuanya pergi (ke medan
perang).mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk
memperdalam pengetahuan agama mereka. . .” (At-Taubah:23) dan berfirman: “. . . maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui.”(An-Nahl:43). Dan sebenarnya islam juga
mendorong untuk mempelajari ilmu-ilmu duniawi, sebagaimana firman-Nya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat
dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu
lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu. . .”(Al-Qashas:77).
. . .Maka islam mengajarkan untuk
menuntut ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu duniawi kepada setiap muslim dan
muslimah, dan mendorong mereka semua untuk menuntutnya dengan gaya bahasa yang berbeda. Firman Allah: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan
kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang diciptakan Allah. . .”(Al-A’raf:185),
dan berfirman: “Maka tidakkah mereka
memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?. Dan langit, bagaimana ditinggikan?. Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan? Dan
bumi bagaimana dihamparkan?.”(Al-Gasyiyah:17-20).
Kita
mengetahui dari ayat ini bahwa sesungguhnya islam menganjurkan atas kaum muslim
untuk bercita-cita di alam ini dan mengenali rahasia-rahasianya. Ini semua
tidak mungkin kecuali dengan ilmu dunia seperti ilmu geografi,falaq,ilmu alam
dan sebagainya. Dan dengan ilmu-ilmu duniawi ini akan menuntun kita akan
kekuasaan Allah di alam ini dan keajaiban penciptaan-Nya, maka bertambah
keimanan kita dengan ilmu, tidak taqlid, mengabdi kepada-Nya dengan keyakinan,
dan dan dengan ilmu-ilmu duniawi memberikan manfaat kepada kita dari
kebaikan-kebaikan dunia dan kebaikan rezeki. Firman Allah: “. . .niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Telitiapa yang kamu
kerjakan.”(Al-Mujadilah:11).
Kita mengetahui dari apa yang telah
disebutkan bahwa sesungguhnya islam mendorong kaum muslimin untuk menuntut ilmu-ilmu
agama dan ilmu-ilmu duniawi. Maka dari itu, belajar di madrasah islam menuntut
ilmu-ilmu duniawi, di sana
juga belajar ilmu-ilmu agama.
Mesjid
Istiqlal
Kita mengetahui bahwasanya mesjid
mempunyai kedudukan yang tinggi yaitu tempat untuk melaksanakan ibadah yang
bagi kaum muslim sebagai syair agama mereka. Bahwa mesjid dimasa permulaan
islam sebagai pusat beribadah dan untuk memutuskan perkara serta pusat ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Baik dari perkara-perkara yang diatur kehidupan
kaum muslim.
Bagi kaum muslim mempunyai pengaruh
besar dalam pembangunan mesjid. Sebagaimana kita saksikan dinegara kita banyak
mesjid yang dibangun dengan indah dan teratur dan dihiasi dindingnya dengan
ayat-ayat Al-Qur’an dan diterangi dengan lampu-lampu yang indah dan dibangun
menara yang tinggi sebagaimana kita lihat di mesjid Istiqlal Jakarta.
Asal peletakan batu dalam membangun
mesjid ini adalah banyak sukarnya. Presiden negara yang pertama pada tanggal 24
Agustus 1961 H. Mesjid Istiqlal dibangun diatas sebidang tanah yang luasnya
mencapai 12 hektar dan mesjid itu sendiri mencapai satu hektar kemudian
diresmikan oleh presiden Soekarno pada tanggal 22 April 1978 M.
Sesungguhnya Istiqlal adalah mesjid
yang besar di Indonesia,
bahkan yang dilapisi dengan bala anti karat, keadaan mesjid ini dibagi atas 5
tingkat, tingkat pertama perpustakaan islam dan kantor perpustakaan khusus
untuk berwudu dan WC. Dan pada tinkat kedua dapat ditemukan ruangan terbuka
sehingga mesjid dapat menampung seratus ribu jamaah. Qubah mesjid yang besar
menjulang tinggi garis tengahnya mencapai 45 m yang terbuat dari
keramik-keramik api Jerman.Ketinggian qubah bulan sabit mencapai 3 m dengan
bintang lima,
adapun menara azan ketinggiannya mencapai 65 m.
Mesjid dikelilingi dengan halaman
yang luas yang dapat menampung seribu mobil.Kaum muslim memberikan perhatian
besar atas pembangunan mesjid sebagaimana diadakannya. Agama berhubungan dengan
isra’ dan mi’raj Rasulullah dan nuzul Qur’an yang dihadiri oleh presiden dan
para mentri, duta besar Negara islam yang ada di Jakarta
sampai kaum muslim penduduk Jakarta.